Hetifah Sjaifudian Minta Kemendikbud RI Prioritaskan Masalah Guru Honorer

TIMESINDONESIA, BONTANG – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan, permasalahan guru menjadi hal mendasar yang perlu diselesaikan sebelum Kemendikbud RI melaksanakan berbagai macam terobosan.

Hal itu dikatakan Hetifah saat Komisi X DPR RI menggelar rapat dengar pendapat dengan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Deputi bidang SDM Aparatur KemenPAN RB, Badan Kepegawaian Negara, Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri, serta Dirjen Anggaran Kemenkeu guna membahas rencana pengelolaan guru kedepan, Rabu (8/7/2020).

Dalam rapat yang berlangsung secara fisik dan virtual tersebut, membahas permasalahan terkait kebutuhan, kekurangan, dan pembinaan guru. Serta penyelesaian masalah guru Honorer K2 dan non kategori.

Kepada Bontang TIMES, Hetifah tak menampik perlunya inovasi guru penggerak dan desain keberlanjutan sertifikasi guru, asalkan permasalahan besar dalam manajemen guru perlu dituntaskan segera.

“Beberapa program inovatif yang telah disampaikan Dirjen GTK adalah program Guru Penggerak, transformasi PPG, dan desain baru sertifikasi guru. Meski demikian, dengan berbagai macam rencana tersebut, permasalahan mendasar terkait manajemen guru masih belum terselesaikan. Antara lain masalah kekurangan guru, guru honorer dengan pendapatan yang kurang layak, serta ketidakjelasan kasus guru honorer K2. Ini harus kita prioritaskan,” ujarnya Kamis, (9/7/2020).

Hetifah menambahkan perlu ada mekanisme untuk mengapresiasi mereka yang telah mengabdi selama puluhan tahun. 

“Kami mengerti bahwa Kemendikbud mengutamakan kualitas dengan merekrut guru dari lulusan-lulusan terbaik dan nilai ujian tertinggi. Namun demikian, harus dipikirkan adanya kompensasi dan penghargaan bagi para guru honorer yang sudah lama mengabdi, namun belum dapat lolos seleksi,” jelasnya.

Hetifah yang merupakan Wakil Rakyat dari Kalimantan Timur juga mempertanyakan koordinasi antara BKN dan BKD. 

“Saya sering dapat keluhan dari daerah bahwa BKD kurang proaktif dalam mendata dan menampung aspirasi dari guru honorer. Jika ditanya, mereka jawab hanya menunggu arahan pusat. Sebaiknya BKN lebih meningkatkan lagi pemantauan atas kinerja Badan Kepegawaian di daerah,” ucapnya.

Hetifah yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Kesra ini meminta adanya penggunaan teknologi untuk meningkatkan transparansi perekrutan guru dan tenaga kependidikan. 

“Saya juga mendengar bahwa proses pengajuan daftar nama guru honorer ini masih sarat dengan KKN di tingkat daerah. Ada nama tenaga honorer bodong yang tercatat, sementara banyak guru honorer asli yang telah mengabdi bertahun-tahun justru tidak tercatat karena kurang memiliki kedekatan dengan pihak-pihak tertentu. Saya harap kepada Kemendikbud RI kedepannya ini tidak terjadi, dan teknologi bisa dimanfaatkan untuk mengatasi itu,” ungkap Hetifah Sjaifudian(*)

Sumber : Times Indonesia

Hetifah Mendengar

Sampaikan aspirasi Anda

  1. Assalamualaikum Bu. Mohon maaf Bu Izin menyampaikan terkait Honorer yang belum cukup masa kerja 2 tahun belum ada kejelasan kebijakan pemerintah daerah provinsi Kalimantan Timur dan sebahagian Guru Honorer di Kaltim sudah di Rumahkan. Semoga ada solusinya Bu.

  2. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh,salam sehat selalu untuk ibu hetifah sekeluarga,nama saya Yulianto Bu saya warga kurang mampu yg mempunyai 2anak sekolah dasar Bu kenapa selama ini saya tidak pernah mendapatkan beasiswa untuk anak saya Bu, bagaimana caranya agar anak saya bisa mendapatkan beasiswa bu.mohon bantuan nya agar saya bisa mendaftarkan anak anak saya bu

  3. Assalamualaikum Bu,saya mau bertanya bagaimana caranya kalau saya ingin mengusulkan bantuan untuk anak sekolah,karena saya punya anak sekolah SD dan smp sedangkan yang smp akan lulus tahun ini,dan saya butuh biaya banyak buat dana perpisahan dan uang pendaftaran buat di SMK nanti,mohon di jawab y abu????

Lihat semua aspirasi