Belajar dari Semangat dan Kerja Keras Hj Hamsiah

Siang itu langit mendung di atas bumi Sepinggan, Kalimantan Timur (Kaltim). Gumpalan-gumpalan awan menutupi langit yang tadi sempat memberikan ruang untuk matahari bersinar. Tak berapa lama kemudian, tetesan hujan turun membasahi tanah. Tercium harum bau tanah kering yang basah, karena air hujan. Dari luar, rumah itu tampak sepi. Cuaca mendung yang sedari tadi menyelimuti bumi Sepinggan dan kemudian berlanjut dengan turunnya tetesan hujan, agaknya semakin membuat penghuni rumah bercat merah itu betah di rumah. Namun buat Hj. Hamsiah, cuaca seperti itu bukan untuk bermalas-malasan, tetapi justru kesempatan untuk meminta, berdoa pada Allah Sang Pencipta. Sebab, ia begitu yakin, hujan menjadi sebuah tanda datangnya sebuah rezeki. web313 Belajar dari Semangat dan Kerja Keras Hj Hamsiah Hj. Hamsiah, perempuan pekerja keras sajak kecil dan menjadi tulang punggung keluarga. Ketika hujan turun, perempuan separuh baya ini baru saja sembuh, setelah dirawat selama 2 minggu di RS Restu Ibu dan juga di RS Umum Kanudjoso Djatiwibowo, Balikpapan, Kaltim. Berbagai penyakit sempat menyerang Hj. Hamsiah, mulai dari wasir, luka lambung, maupun nyeri sendi. Tanpa semangat hidup dan tentunya doa pada Allah Sang Maha Kuasa, penyakit-penyakit tersebut tentu tak kan mungkin sembuh. Boleh jadi sampai kini ia masih akan terus dirawat di RS. Berbicara soal semangat, perempuan berdarah Cina Banjar ini memang luar biasa. Semenjak muda, ia sudah membantu keluarganya mencari nafkah. Begitu pun saat menikah dengan Abdul Rasyid di tahun 1968, Hj. Hamsiah membantu mengisi pundi-pundi uang untuk membantu sang suami agar kelima orang anaknya bisa terus bersekolah. Rasanya semangat dan kerja keras bukan kata baru dalam kamus Hj. Hamsiah. Selain membantu orangtuanya berjualan di pasar Sepinggan, Kaltim, perempuan kelahiran Balikpapan, 26 Maret 63 tahun lalu ini juga aktif bertani. Turun ke sawah dan menanam padi, merupakan pekerjaan masa kecilnya sehari-hari. “Saya cuma dua tahun membantu orangtua berjualan di pasar Sepinggan, karena berhenti setelah los pasar terbakar,” papar perempuan campuran dari bapak keturunan Cina dan ibu keturunan Banjar ini. web226 Belajar dari Semangat dan Kerja Keras Hj Hamsiah Anggota DPR RI Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP ketika berkunjung ke rumah Hj. Hamsiah di rumahnya di Sepinggan, Balikpapan, Kaltim. Anton Hidayat (38), anak kedua Hj. Hamsiah, menambahkan soal kisah semangat ibundanya itu. Bahwa ia merupakan wanita yang tabah dan kuat dalam menjalani kehidupan. Bayangkan, selain Anton, Hj. Hamsiah juga harus membiayai sekolah anak-anaknya yang lain, yakni Aris Hamzah, Arianti Maya Sari, Anita Laila Yuliana, maupun Putri Khusnul Sakinah. “Semenjak tahun 1988, ketika bapak tidak bekerja lagi, ibulah yang mejadi tulang punggung keluarga, karena harus mencari nafkah,” papar pria yang kini bekerja di salah satu LSM di Kaltim. Tentu Hj. Hamsiah bisa menjadi contoh nyata bagi sebagian rakyat Indonesia yang ikhlas. Dengan beban tanggung jawabnya, ia tetap berjuang untuk keluarga, padahal pendapatan yang ia hasilkan dari perniagaan hanya cukup untuk membiayai sekolah maupun kehidupan sehari-hari. Berbeda sekali jika melihat para pejabat di sekelilingnya yang kehidupannya berlebihan. Mereka seolah hidup di atas angin dan menyedihkan jika kemakmuran mereka berasal dari uang hasil korupsi. Kini, di usianya yang sudah lebih dari setengah abad, Hj. Hamsiah lebih banyak mengisi rohani dengan mengikuti berbagai pengajian yang ada di sekitar rumahnya di Sepinggan. Buatnya, bekal untuk akhirat jauh lebih berharga ketimbang materi. Ketika kita meninggal, tak ada harta yang bisa dibawa, kecuali amal ibadah. Sebagai anggota DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Kaltim, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP mengenal cukup dekat Hj. Hamsiah. Begitu respeknya Hetifah pada perempuan ini. Baginya, Hj. Hamsiah seperti orangtuanya sendiri. Tak heran setiap kali ada waktu ke Kaltim, ia menyempatkan diri mampir, seperti beberapa menit sebelum kembali ke Jakarta setelah melakukan kunjungan kerja ke Kaltim. “Kita ke rumah ibu Hamsiah dulu, pak,” begitu kata Hetifah pada Warso, pemilik Hotel Yayang, yang kebetulan menyempatkan diri mengantar perempuan itu ke bandara Sepinggan, Balikpapan, Kaltim. web124 Belajar dari Semangat dan Kerja Keras Hj Hamsiah Sama-sama mendoakan. Hetifah mendoakan Hj. Hamsiah agar sehat. Sementara Hj. Hamsiah mendoakan Hetifah agar menjadi anggota DPR RI yang amanah dan jangan menyakiti hati rakyat. Kedatangan Hetifah itulah yang menurut Hj. Hamsiah sebagai rezeki. Ia tak mengangka, anggota DPR RI seperti Hetifah masih mau menjumpai di rumahnya. Padahal, pikir Hj. Hamsiah, yang namanya anggota DPR RI jika sudah terpilih dan duduk di kursi parlemen di Senayan, jarang ada yang mau menjumpai konstituen, apalagi sampai berkunjung ke rumah. Banyak anggota DPR, khususnya dari Dapil Kaltim, yang tidak tertarik lagi mengunjungi warga yang dulu sempat memilihnya. Bahkan ada guyonan, pada saat mereka terpilih, nomor handphone yang dulu diberikan pada seluruh kontituen, kini sudah berganti. Itu dilakukan supaya tidak ada lagi konstituen yang menghubungi anggota DPR yang sudah duduk manis di gedung. Namun bagi Hj. Hamsiah, Hetifah berbeda. Itulah yang membuat perempuan tersebut mendoakan Hetifah agar selalu memegang amanah dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat. Tentu doa tersebut akan menjadi pegangan dan juga tantangan. Sebab, di tengah krisis kepercayaan warga masyarakat pada anggota DPR RI, Hetifah harus membuktikan diri kinerjanya, terutama bagi konstituennya di Dapil Kaltim. Dalam kesempatan pertemuan itu pula, Hetifah juga memberikan doa pada Hj. Hamsiah agar selalu sehat dan tetap semangat.

Hetifah Mendengar

Sampaikan aspirasi Anda

  1. Aspirasi saya adalah saya ingin mencapai tujuan, impian saya untuk membahagiakan orang tua saya

Lihat semua aspirasi