Saat ini proses pembelajaran di sekolah dilakukan dengan pendekatan hafalan. Murid hanya diharapkan menguasai materi dengan keberhasilan yang diukur dari kemampuan menjawab soal, itu pun hanya dengan soal pilihan berganda.
Menurut aktivis pendidikan Ratna Megawati, hal tersebut tanpa disadari membuat karut-marut keadaan masyarakat Indonesia dewasa ini. Sebab, yang ditanamkan dalam pendidikan hanya hafalan, sementara pendidikan karakter tidak masuk dalam kurikulum.
“Dengan menghafal dan mampu menjawab soal, maka ukurannya adalah nilai bagus, tetapi bagaimana mata pelajaran bisa berdampak pada perubahan prilaku tidak diperhatikan. Yang terjadi adalah kesenjangan antara pengetahuan moral dan prilaku,” ujar Ratna yang selama ini selalu mengadvokasi pendidikan karakter dalam pendidikan di tanah air.
Senada dengan Ratna, anggota DPR RI Dr. Hetifah Sajifudian, MPP dalam kesempatan terpisah juga menyesali kurikulum yang tidak memasukkan pembangunan karakter. Padahal, kata Hetifah, pendidikan karakter itu sangat penting, mengingat generasi sekarang ini karakter keindonesiaan mereka mulai luntur. Oleh karena itu, di tahun-tahun mendatang, orientasi pembelajaran di sekolah harus seimbang.
“Orientasi pembelajaran harus menyeimbangkan pengembangan intelektual dengan pengembangan karakter,” papar Hetifah yang dikenal sebagai anggota DPR RI Komisi X ini.
Menurut Hetifah, ia tidak masalah jika metode belajar-mengajar selama ini harus dirombak total guna keseimbangan tersebut. Hal tersebut semata-mata demi pendidikan nasional dan tentu saja mengajarkan kembali karakter keindonesiaan yang belakangan mulai memudar.
“Jika perlu sistem rangking di sekolah juga dihapuskan!” tegasnya. “Ini dilakukan supaya murid-murid tidak hanya berorientasi pada nilai semata.”
Pengamat pendidikan Anhar Gonggong setuju dengan Hetifah. Menurutnya, hasil dari sebuah pendidikan bukan cuma rangking, tetapi manusia-manusia terdidik, manusia-manusia yang tercerahkan yang tidak hanya pintar, tetapi juga berkarakter.
Namun menurut Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Fasli Jalal, setiap mata pelajaran sesungguhnya sudah memuat bahan tentang pendidikan karakter, apalagi untuk jenis-jenis mata pelajaran seperti agama dan kewarganegaraan. Namun, lanjut Fasli, karena faktor ketidaksiapan guru, baik karena jumlah maupun kualifikasi yang dipersyaratkan, muatan tentang pengembangan karakter kurang disampaikan kepada para murid.
Jika Fasli menyalahkan kualitas guru, Hetifah lebih netral. Ia setuju jika guru punya peran penting dalam mengembangkan pendidikan karakter di sekolah. Ada target-target yang memang harus dilakukan guru di sekolah, tetapi pendidikan karakter ini bukan 100% menjadi tanggungjawab guru.
“Tettapi harus didukung pendidikan informal di rumah,” ujar Hetifah.
Yang dimaksud Hetifah tak lain adalah peran keluarga. Tentang keluarga, Hetifah menekankan juga memiliki faktor yang amat penting. Sebab, waktu yang terbanyak justru dihabiskan bukan di dalam kelas, tetapi justru di rumah.
“Selain itu, pengaruh media dan pergaulan sosial juga cukup berperan dalam pembangunan karakter seseorang.”
Tambah Hetifah, jadi jangan salahkan murid-murid jika semua komponen tersebut belum diperbaiki. Ibarat kata, kita hanya mencoba menegakkan benang basah, dimana hal tersebut tidaklah mungkin. Oleh karena itu, solusi yang terbaik adalah memperbaiki sistem pendidikan agar pendidikan karakter benar-benar diterapkan di sekolah, lalu meningkatkan kualitas guru, mendidik keluarga di rumah, serta mengkritisi media-media yang tidak mendukung gerakan pembangunan karakter ini.
Selamat malam bu,, Anak saya berprestasi. Juara 1 tingkat kabupaten belum pernah dapat pip. Ternyata dapat tahun sekarang dan pas d cek dapat dari 2023-2024. Apa itu pip aspirasi bisa di perpanjang? Karena anak saya dari klas 1 smpe klas 4 juara 1 di kelas. Ingin dapat pip reguler untuk anak berprestasi semoga dapat terus biar tambah semangat belajar nya Terima kasih
Anak ku berprestasi. Juara 1 tingkat kabupaten belum pernah dapat pip. Ternyata dapat tahun sekarang dan pas d cek dapat dari 2023-2024. Apa itu pip aspirasi. Pengin dapat pip reguler untuk anak berprestasi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Mohon maaf sebelumnya Ibu, Saya Erwin Margatama dari Semoi Dua, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Saat ini saya berkuliah di Universitas Mulawarman semester 6, Saya ingin sekali meringankan beban orang tua saya, dengan berusaha mendapatkan beasiswa dari mana saja, saya sudah daftar di Kaltim tuntas akan tetapi tidak lolos sebab terhalang Akreditasi Prodi kami yang masih C, IPK saya 3.91, Seandainya Akreditasi Prodi saya bagus pasti dapat, Mohon bantuannya Bu, Terima kasih Ibu